
LAMPUKUNING.ID-Nyinyir atau menyindir orang lain belakangan sangat populer di lakukan orang, terlebih di media sosial.
Ada yang menganggapnya sebagai cara untuk menunjukan kasih sayanga (namun dengan cara yang keras), ada juga yang meyakini hal ini sebagai humor.
Jika diartikan, sarkazain memiliki makna “merobek atau menguliti sesuatu”. Dari situ bisa dibayangkan jika nyinyiran itu pada dasarnya menyakitkan.
Secara psikologi, nyinyiran sendiri merupakan salah satu bentuk bullying arau perundungan, hanya saja tidak melibatkan fisik.
Pada dasarnya pula, nyinyiran tidak hanya buruk untuk orang yang menerimanya, namun juga bagi si penyinyir itu sendiri.
Seperti dilansir Psychology Today, nyinyiran ketika dilakikan secara konsisten, hanya akan meningkatkan permusuhan dan rasa tidak aman, yang mendasari perbuatan tersebut.
Namun kabar baiknya, negatifitas yang disebabkan oleh kebiasaan ini, dapat diatasi dengan cara berhenti melakukannya.
Pakar berpendapat, pada mereka yang berhenti berbuat nyinyir, akan mendapati dirinya jauh kebih bahagia. Hal ini juga berdampak positif bagi orang lain, karena tidak lagi harus ‘makan hati’.
Meski begitu, pakar juga berpendapat jika nyinyir tidak selamanya buruk. Hanya saja, hal itu terjadi ketika nyinyiran yang disampaikan, memiliki komposisi.’bumbu yang pas’ alias tidak berlebihan, dan tanpa unsur untuk menyakiti. (ruf/fin)
Sumber :palpos.id